Sungsang
Buwana Jalu Pamungkas, siswa SMP Negeri 1 Banjarnegara siang tadi (Jum’at 4
Januari 2013) tampil sebagai dalang cilik. Pentas dengan panggung yang ditata
secara professional itu, mendapat apresiasi cukup dari para penonton.
Jalu,
demikian panggilan akrabnya, memperoleh kepercayaan sekolah untuk mementaskan
wayang kulit dalam rangka untuk menyemarakkan kegiatan rutin tahunan berupa
“Gelar Seni” yang dilaksanakan selama dua hari (4-5 Januari 2013) di halaman
sekolah itu.
Dalam
penampilannya kemarin. Jalu sudah tidak seperti siswa yang sedang berlatih
mendalang, tetapi benar-benar kelihatan seperti dalang beneran. Hal itu
terlihat ketika sedang menyampaikan Antawecara atau dialog, begitu pula dalam
sabetan setiap tokoh wayang yang dimainkan.
Ukuran
kelir yang standar, didukung dengan karawitan “Jaman” group yang enak dinikmati
iramanya serta ditayangkan langsung lewat TV monitar, menambah semaraknya
suasana, sehingga penonton merasa leluasa menikmati sajian yang baru pertama
kali di selenggarakan di sekolah itu.
Siswa
yang kini masih duduk di bangku kelas VIII itu menyajikan gelarannya dalam tiga
adegan. Adegan pertama, Jalu menggambarkan adanya sebuah pertemuan dari
keluarga Pandawa di Istana Prinnggondani, tentunya dengan agenda khusus yaitu
menunggu saat kelahiran sang putra Bima.
Seluruh kadang
wargi (saudara) yang ada di bangsal menarik nafas panjang. Tak lama kemudian
terdengar suara yang menggetarkan seantero Pringgondani. Tak lama kemudian
datang seorang emban yang menyampaikan kabar gembira bahwasanya sang mahkota
laki-laki telah lahir dalam keadaan sehat. Begitu pula dengan kondisi sang ibu.
Keluarga
Pandawa yang memang sudah cukup lama menunggu, merasa bahagia setelah mendengar
kabar dari salah seorang embannya. Selamat, selamat, demikian ucapan yang
disampaikan kadang wargi termasuk Sri Batara Kresna kepada Aria Werkudara alias
Bima atas kelahiran putranya.
Singkat
kata, pergelaran dengan durasi waktu sekitar satu setengah jam itu, Jalu mengkisahkan
tentang perjalanan hidup Gatutkaca mulai dari lahir hingga gugurnya nenetpi
dharmaning satria.
Pada
akhir pertunjukkan, Kepala SMP Negeri 1 Banjarnegara Agus Sutanto, S.Pd. M.Pd.
langsung naik ke panggung untuk memberikan applause kepada Jalu sekaligus
memberikan plakat berlogo SMP Negeri 1 Banjarnegara sebagai kenang-kenangan.
Kali ini
Jalu tidak sedang latihan mendalang, tetapi benar-benar sedang mendalang dan
sudah layak untuk di jual, ucap Agus Sutanto. Kegiatan pergelaran wayang
seperti ini bertujuan untuk nguri-uri budaya Jawa, katanya.
Dikatakan,
dengan budaya Jawa secara tidak langsung siswa diperkenalkan masalah keindahan.
Kebiasaan anak menyukai seni Jawa, rasa kesetiakanan akan muncul yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada masalah sopan santun, imbuhnya.
Disamping pentas wayang kulit, Gelar Seni SMP
Negeri 1 Banjarnegara juga menyelenggarakan pameran dari masing-masing kelas
serta kegiatan lainnya berupa pentas seni. SMP Negeri 1 Banjarnegara saat ini
memiliki siswa sebanyak 605 yang diampu oleh 42 orang guru dengan jumlah rombel
sebanyak 24. (s.bag)
0 komentar:
Posting Komentar